Jam 23.00 tanggal 11 November telah lahir seorang bayi laki-laki sehat.

Malam ini di tempat kos begitu ramai. Aku sangat lelah hari ini. Di Rumah makan tadi begitu ramai, rasanya pinggang ku ingin patah. 

"Lia bangun, kak ira membangunkan dengan dentuman tapeware yang jatuh ke lantai kamar kami".

Aku bergerak malas dari tempat tidur

" Ini bangunin apa marah sih, tanyak ku sinis.

"Maaf syang ngk sengaja, kak ira memeluk ku yang masih menyeret handuk k arah kamar mandi. Rasanya aku ingin tertidur lagi, kalau di dekap kak ira.

"Nih among-among" kata ibu kos kami.

"Alhamdulillah rezeki anak kos" kata kk Ratna dari dalam kamar mandi. 

Ayam dan ikan adalah menu istimewa untuk kami anak kos. Karena menu sehari-hari kami adalah indomie dan telur. 

" Ngapain kalian pelukan? Tanya ibu kos dengan wajah menyelidiki. 

Aku dan kak ira bukan melepaskan pelukan malah kami memper'eratnya bahkan aku menjatuhkan satu baju tank top yang sedang di pakai kak ira. 

" Sakit jiwa kalian, kata ibu kos sambil berlalu".

Aku, kak ira dan kak ratna tertawa, melihat ibu kos berlalu sambil mengomel. Di dalam kos kami ada empat orang dan akulah yang paling muda, dan mereka sangat memanjakan ku. 

Prak..prakk..

"Buang aja anak ini,atau kasih saja pada orang". Mba intan

" Kamu sudah sakit jiwa ya, ini darah daging mu," suara ibu kos

Karena penasaran aku ingin mengintip dari jendela namun aku mengurungkan niat ku. Karena pacar ku sudah menjemput. 

Aku gelisah sekali di tempat kerja juga ingin rasanya aku cepat kembali dan melihat bayi itu. 

"Sayaang kenapa, hari ini kamu ngk semangat?" Tanya arya

" Aku kok ingat anak nya mba intan yang kemarin malam lahir".

"Emangnya kenapa".

"Entahlah aku belum bisa bilang, soalnya blm pasti".

Jam 6.00 sore aku memutuskan untuk pulang dengan alasan kepala dan perut ku sakit. 

Sampai nya aku di kos aku di sambut dengan suara tangisan anak baby. Langsung saja aku mengetuk pintu rumah ibu kos.

"Assalamualaikum".

"Walaikumsalam".

"Ada apa aulia"tanya ibu kos

"Berisik.." kata mba intan dari dalam kamar".

"Bu aulia mau liat adek bayi boleh".

"Liat aja, kalau kamu kuat denger omelan mba intan"jawab ibu kos sambil berlalu keluar rumah.

" Mba, adek bayi kenapa nangis".

"Aus mungkin.. jawab mba intan".

" Ya udah kasih ASI dong,kata ku".

"Kamu aja yang kasih aulia, jawabnya santai".

"Mba aulia kan blm nikah mana bisa ngasih ASI jangan bercanda, jawab ku kesal".

" Buatin aja susu formula tuh ada di dapur". 

Aku tak sanggup lagi protes dengan kelakuannya, jeritan tangis adek baby lebih membuat ku luluh. Aku menggendong adik bayi yang baru berumur 1 hari sangat rapuh. Masyaallah air mata ku tiba-tiba turun tanpa ku perintah.

"Kenapa aulia kok nangis".

"Adek bayi nya ganteng mba, dan ngk tau rasanya pengen nangis".

"Aneh kamu, kalau mau bawak pulang aja". 

Ku letakkan adek bayi ke tempat tidurnya lagi.

"Mba kenapa sih, anak lucu gini malah mau di kasih orang.

" Kamu yang masih gadis mana tau apa-apa"jawabnya ketus.

"Ya di kasih tau lah mba biar tahu". Jawab ku

"Kamu liat lah uppa, ama dewa mereka saja masih kecil-kecil di tambah radja lagi. Gerutu nya.

" Ooh namanya Radja. Ya makanannya itu mba KB dong, jangan mau enaknya aja eh dapet anaknya malah di sia-siakan".

Aku tak perduli dengan sgala omelannya, aku bermain saja dengan anaknya sampai aku lupa skrng sudah pukul delapan malam..

"Sayang masih sakit?". Chat itu datang dari pacar ku. 

"Nggak, adik berbohong tadi syang nanti malam setelah pulang kerja ke kos ya".

"Ya sayang, katanya singkat".

"Kok cepet pulangnya dik?" Tanya kk Ira.

"Aulia dah pulang dari tadi kak, jam 6.00 tapi main di rumah ibu kos sama adik bayi"

"Oooh, ya sudah mandi dan makan dulu sana,kata kk ira".

"Nih aulia bawain ayam dari tempat kerja, jangan makan Indomie terus dong".

"Namanya akhir bulan dek, ngirit".

"Dek besok k dokter ama siapa?

"Nggak tau paling di antar Arya".

Kerja dari jam 6.00 pagi sampai jam 23.00 membuat trombosit ku menurun di tambah lagi dengan penyakit asam lambung ku. Yang belakangan hari ini sering kambuh membuat aku harus bolak-balik rumah sakit untuk cek dan infus. Sgala

***

keperluan ku semua di handle oleh pacar ku. Soalnya aku tidak terlalu pandai dalam mengatur keuangan, maka seluruh gaji ku, ku serahkan padanya. Begitu juga uang usaha makanan online yang kami rintis bersama. Smuany di olah oleh pacarku.

Hari-hari tlah berlalu, aku sudah mulai belajar memandikan nya. Memberi dia makan. Sampai membersihkan tubuh nya jika dia selesai PUP.

Aku tak begitu peduli dengan ocehan ibu kos kepada mba intan. Ataupun mba intan yang slalu mendesak ku untuk mengambil raja menjadi anak ku. Aku murni menyayangi nya. Namun aku sudah berdiskusi dengan pacar8 ku. Bahwa aku hanya boleh merawat nya bila aku sedang di kos. Atau kebetulan ada jam kosong. Tapi mengambil nya sepenuhnya dan menjadikan nya seperti anak ku. Pacarku melarang, krn dia berfikir bahwa aku belum siap untuk memiliki bayi. Aku tak membantah nya sedikit pun. 

Kerjaan ku semakin berantakan dalam sebulan ini aku sudah 4x mengambil cuti, rasa rindu ku sangat besar terhadap nya. 3bulan berlalu mba intan semakin menjauh. Dia sudah mulai ke rutinitas nya seperti biasa. Bersenang-senang dengan teman-teman nya. Menitipkan raja kepada ku dan kedua cucunya yang lain kepada ibunya. Aku tak begitu memahami nguncangan jiwa apa yang di alami nya slama ini. Namun yang terlihat hubungan dia dan suaminya tidak begitu harmonis. Mereka tak pernah duduk berdiskusi bersama. Mba intan dan suaminya mempunyai kehidupan masing-masing.

" Sayang adik takut?"

"Takut apa?".

"Takut kamu akan seperti suaminya mba intan kelak, ketika kita sudah menikah".

"Tidak akan, katanya".

"Dari mana kepercayaan dirimu itu?

kata ku sembari mengusap wajahnya".

" Karena aku bukan suaminya mba intan, kami dua orang yang berbeda mereka menikah karena di jodohkan, sedangkan aku memilih adik, krn cinta".

Wanita mana yang tidak berdebar di berikan kata-kata semanis itu,ke khawatiran ku timbul karena hubungan ku dengan dia tlah masuk k tahap yang lebih serius, dia berjanji jarak pertunangan kami dengan pernikahan hanya setahun. Aku tak membayangkan bila kekasih ku yang begitu hangat ini berubah tak memperdulikan aku. Oh betapa hancurnya hati ku. 

" Bagaimana dengan raja, apakah kalau kita menikah adik boleh membawanya?".

"Kalau anaknya mau, dan orang tuanya ridho kenapa tidak". Katanya santai

Aku sangat bahagia dengan jawabnya malam itu, dia pria yang sangat baik, beruntung nya aku. Malam ini aku putuskan untuk tidur di kos nya entah kenapa rasanya aku ingin bersamanya. Keputusan yang ku ambil ini adalah awal dari smua penyesalan ku seumur hidup. Ya sebaik-baiknya lelaki akan kalah dengan nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. 

Dia mencium bibir ku dengan mesranya, dan mendesak lidahnya untuk masuk k dalam mulut ku, aku tak paham tapi cukup menikmati nya, di elusnya leher ku dan kedua tangannya berusaha untuk meremas dada ku. Aku menjauh karena terkejut akan aktivitas nya tadi.

" Ayolah sayang, apalagi yang kamu takutkan tahun depan kita akan menikah".

Tanpa perlawanan aku menikmati setiap permainan nya di tubuh ku, sungguh aku akui ini sangat nikmat. Aku meminta nya lagi dan lagi. Namun dia tidak menyukai happy sex yang monoton. Dia ngajarkan ku banyak gerakan sex. Malam itu kami bercumbu sebanyak 3x sampai subuh.

Dia sudah K.O. dan aku masih tetap merasa kurang. Aku tak tau bahwa sex adalah aktivitas yang sangat nikmat.