"aulia ayo kantin." ajak rini.

"Sebentar lagi"

"Kalau naksir bilang aja, ngapain cuman kamu pandangin aja. Sambung rini. 

"Rin cari tau donk, dia udah punya pacar atau blm ya?

"Siap" jawab Rini sigap. 

"Ngapain kalian berdua ayo jalan" timpal arya. 

Namaku aulia dan mereka rini dan arya teman ku sejak SMP. Aku tak memiliki bnyk teman sejak dlu karena aku tak suka dengan keramaian. 

"Bentar ya aku ke kamar mandi dlu".

"Kami dluan aja ya Lia, aku dah laper banget nih", Kata arya.

Suara desahan itu menggema di sudut bilik kamar mandi.

" Sial kenapa penuh sih kamar mandi cewe jdi harus k sini deh aku nya. Gerutu ku dalam hati. 

Ya mereka yang tak tahan dengan hasrat menjadikan kamar mandi bawah yang dekat gudang sebagai tempat pembuangan hasrat. Ngk bakalan ada yang tau krn kamar mandi ini sangat jauh dan paling jarang di gunakan, kalau kamar mandi yang layak tidak penuh. 

Aku tak tertarik untuk bertahan lebih lama lagi atau mencoba mencari tau siapa mereka. 

"Lama bnget. Kata arya.

"Dari bawah yang atas penuh. Timpal ku. 

" Main dlu yok". Ajak ku

"Aduh maaf Aulia syg untuk hari ini ngk bisa, aku harus ajak mama chek up. 

" Sama aku juga udah janji nobar ama anak game". Timpal arya. 

Brak..brak.. 

Hal ini yang membuat ku paling males pulang ke rumah bukan sambutan hangat yang ku dapat tapi keributan yang itu-itu saja yang ku dengar. 

"Kalian kalau udah nggak tahan cerai saja. Ngapain pusing sih. 

Aku tak menunggu jawaban dari mereka, aku memilih membanting pintu dan pergi meninggalkan rumah itu.

Atap sekolah adalah tujuan ku kala itu. 

Satu batang rokok ku nyalakan, ku seka air mata yang mengalir d pipi ku. 

"Nggak bagus cewek merokok". Kata riski.

"Kamu... sejak kapan kamu di sini, dan kenapa slalu ada kamu sih". Gerutu ku.

Dia hanya tersenyum tipis tanpa sedikit pun menoleh k arah ku. 

Ku ambil buku yang sedang dia pegang dan melemparnya k sembarangan arah. 

Ku tarik kerah bajunya. 

"Eh cupu aku ngk tau kamu buntutin aku atau apa, intinya kalau kamu ngasih tau k anak-anak yang lain, akan ku hajar kamu. Kata aulia

"Selain prokok kamu ternyata kasar juga ya, kok bisa jalanin dua sifat di tempat yang berbeda.jawab riski santai.

"Ternyata mulut kamu tajem juga ya, ngk sesuai banget sama sikap kamu di sekolah ya". Timpal ku tak kalah sengit. 

Dia mengulurkan tangannya k arah bagian dada ku. Aku reflek menjauh kan tubuh ku, namun tangannya terlebih dlu sampai di saku baju sekolah yang ku kenakan. Dia melempar rokok ku k bawah. 

"Sial" umpat ku padanya.

"Impas kan" dia berjalan dan mengambil bukunya lalu pergi begitu saja meninggalkan kan ku yang masih terpaku. 

Aku tersenyum tipis ada desiran di dadaku yang tak dapat ku artikan. Seandainya lelaki yang bersama ku tadi itu bukan dia. Mungkin saja kini aku sudah di peralat dengan ancaman rahasia ku. Atau dengan mudahnya dia bisa menyentuh ku. 

Setelah kejadian itu tidak banyak hal yang berubah org tua ku tetap saja bertengkar. Namun slalu menghentikan nya ketika melihat ku berada di pintu masuk rumah. Dan di sekolah pun tidak ada yang tahu bahwa aku merokok. Rasa penasaran ku pada dia semakin menggebu-gebu pernah sekali dua kali, aku menggunakan Rini untuk mendekati nya, namun dia tidak menggubris nya sedikit pun. Dan aku meminta tolong pada vanya untuk menggoda nya, namun dia tetap bersikap dingin seperti es. 

" Sudah dua Minggu ini tapi ngk ada kemajuan". Kataku

" Ya sudah kamu saja yang dekatin mana tau hasilnya beda". Jawab rini

" Apa sih yang kamu suka dari cowok cupu itu?" Tanya arya. 

" Entahlah mungkin dia berbeda dari yang lain".

" Termasuk aku?" Tanya arya

" Kamu itu special big baby, kamu sudah seperti kakak ku sendiri".

Bruuuk..

Seisi kelas melihat k arah kami smua.

"Lagi-lagi itu jawab mu, tak bisa kah kau melihat ku seperti lelaki aulia". Geram arya

Aku dan rini hanya bisa diam. Dan membiarkan arya pergi, mata Rini mulai berkaca-kaca. Aku tahu isi hati Rini, dan Rini pun mengetahui bagaimana perasaan ku untuk arya. Malah aku sering membuat rencana dengan Rini, agar Rini dan arya bisa berduaan saja. 

"Rini you are okay?"

"Aku tidak apa-apa, jadi bagaimana rencana mu sekarang?"

"Aku ingin menjebaknya."

"Maksudnya?"

"Ya aku ingin menggundang dia, bilang saja bahwa aku akan berulang tahun malam ini".

" Gmna kalau dia mencari tau kebenaran nya? Tanya rini.

"Entahlah gmna kalau kita coba saja".

" Aku dan rini mendatangin kelasnya dan kami memberikan kartu undangan untuk nya".

Di luar dugaan ku dia menerima nya dan berjanji akan datang tepat jam 8 malam.

Hati ku sangat berbunga-bunga. 

Aku berdandan dengan cantik hanya untuk menyambut kedatangan nya. 

Dan pastinya hari ini aku mengenakan lingerie yang menggoda untuk menambah sensasi kejutan ku untuk nya. Lima belas menit lagi pukul Delapan malam, dan benar saja bel ku tlah berbunyi setelah ku cek ternyata yang datang benar-benar riski. Ku kenakan gaun merah maroon ku.

"Hai sudah lama menunggu?"

"Tidak, kenapa sepi mana yang lain".

" Duduk dulu saja."timpal ku

Hari ini dia sangat tampan dengan kemeja hitamnya dan dia melepaskan kaca mata yang menutupi mata indahnya. 

Ku buatkan minuman dan ku campurkan sedikit obat perangsang di dalamnya.

Kami ngobrol k sana k sini dan dia orangnya sangat asyik, tidak se kaku yang terlihat selama ini. Beruntung sekali aku hari ini mengetahui bagaimana sifat aslinya, semakin membuat jantung ku berdegup dan ingin cepat-cepat menerkamnya..

Lima belas menit tlah berlalu. Mungkin saja obatnya sudah bekerja. Aku melihat tatapan nya tlah berubah, seperti binatang buas yang sedang ingin menerkam mangsanya. Kesempatan ini pun tidak begitu saja ku lewatkan. 

Aku mengalungkan tangan ku di leher nya ku tatap ke dua matanya dalam-dalam. Walaupun pandangan nya tlah nanar, namun badannya masih kaku tak sepenuhnya mengikuti. Ku buka kancing kemeja nya dengan perlahan membuat gerakan erotis di setiap sentuhan. Ku jilati dan kissmark lehernya. Lalu ku bimbing tangannya untuk membuka gaun ku. Ya raut wajah nya seperti yang ku harapkan. Akhirnya dia mulai beraksi, dia menciumi ku dengan perlahan namun intens, tangannya mulai bermain di dada ku. Wow dia paham titik-titik  sensual wanita. Aku tak ingin dia menguasai permainan ini, ku giring dia ke kamar ku. Di setiap langkah aku membuka sehelai demi sehelai pakaian nya. Ku baringkan dia di tempat tidur ku. Lidah ku menyusuri setiap jengkal tubuhnya. Dia menggerang, aku tersenyum tipis tanda kemenangan. Kami saling membelit kan lidah. Dia cukup lihai tapi sangat pelan dan detail. Dia paham bagaimana cara memperlakukan wanita. Wajah ku turun k arah kejantanannya dan mulai menyelusuri setiap inci miliknya. Setiap erangannya membuat ku semakin bersemangat untuk terus menggulum miliknya. Dahsyat tiga puluh menit berlalu namun dia belum juga memberi tanda akan keluar. 

"Hebat, gumam ku".

Tiba-tiba saja dia bangun dan menghempaskan tubuh ku pelan. Dia mendekap tubuh ku dengan hangat, ku rasakan detak jantung nya yang berdegup dengan kuat. Kini dia mulai menatap ku mencium bibir ku sekilas, bermain indah di dadaku sampai aku tak sanggup menahan desahan lalu kini tangannya berada di leher ku. Dan tangan satunya mulai bergeliya di daerah kewanitaan ku. Sensasi yang sangat erotis ini tidak akan ku sia-sia kan. Aku mulai mendesah sambil meliuk-liuk tubuh ku. Dia sangat lihai dan lembut. Ku rasakan bnyak kissmark di tubuh ku. Dan itu sangat ku suka. 

"Aku milikmu malam ini. Nikmati lah". Bisik ku di telinganya.

Tanpa aba-aba dia mulai menghujamku. Gerakannya perlahan dan teratur, namun sangat intens. Wow aku tak ingin ini cepat berlalu. Aku pun tak tinggal diam gerakan erotis dan kecupan cinta slalu k semat kan dalam ritme permainan ini. Aku tak suka hal yang monoton tanpa ku meminta izin padanya. Ku angkat tubuhku k atas dan aku mengusai permainan. Keringat dan desahan memenuhi ruangan kamar ku. 

Semburan klimaksnya lepas di dalam rahim ku. Untung lah ini blm masa subur ku. Jdi aku tak perlu khawatir dengan apa yang di perbuatan nya malam ini. Dia pun ambruk dalam dekapan ku. Ku baringkan tubuh nya di sebelah ku, dan aku menarik selimut untuk menutupi tubuh polos kami. Tangannya menarik pinggang ku, dan tangannya mendekap ku dan membenamkan tubuh ku dalam pelukannya. Aku tak tau kini dia dalam keadaan sadar atau masih dalam pengaruh obat perangsang. Tapi tindakan nya ini sangat gentleman. Karena banyak lelaki di luar sana yang lebih memilih tidur setelah bercinta. Atau wanitanya memilih untuk bersih-bersih. 

"Kamu suka di peluk kan aulia". 

"Deg.. deg, kenapa dia bisa memanggil namaku dengan tenangnya apakah dia sudah sadar, gumam ku dalam hati".

"Kenapa kamu diam saja". Tanya riski

"Apakah kamu sadar saat ini". 

Dia mendongak wajah ku, mata kami saling ber'adu.

"Kamu pikir dari tadi aku di bawah pengaruh obat yang kamu campurkan di minum ku?".

Aku tak menjawab dan hanya menganggukkan kepala.

"Aulia kalau tadi aku di bawah pengaruh obat, sudah pasti aku akan pingsan dan cepat keluar dan meninggalkan mu, yang masih berhasrat tuk menikmati ku. 

"Dumn shit, apakah wajah ku yang begitu bergairah padanya terlihat jelas".

Dia mengecup dahi ku sekilas dan menarik aku dalam dekapannya. 

"Kamu liar sekali, dan begitu paham dari mana kamu mempelajari nya?".tanya riski 

Pertanyaan membuat aku malu dan membungkam ku. 

" Tak apa, tak perlu malu aku memahami gejolak muda mu, tapi tuk kali ini bisakah hanya aku seorang jadi bahan pelampiasan mu. Tak perlu kamu terjatuh pada sih B atau C untuk memuaskan hasrat mu. 

" Kenapa kamu mau menerima ku?". Tanya aulia. 

"Aku tak mengatakan bahwa aku mencintaimu, perasaan itu masih sangat jauh, karena aku belum mengenali mu seutuhnya, namun permainan mu tadi menunjukkan hasratmu yang begitu menggebu. Akan fatal akibatnya bila kamu menyalurkan k sembarangan orang".

Dia begitu dewasa dan tenang. 

"Aku tak tau rasa apa yang timbul dalam benak ku, tiba-tiba saja aku menangis, lalu dia tidak bertanya ada apa atau pun mengapa. Dia menarik ku lebih dalam k dekapannya. Pagi menjelang aku berbaring sendiri ku raba-raba sebelah ku, ternyata dia sudah pergi dari rumah ini. Rasanya aku tak sanggup menggangkat tubuhku. Dan hari ini aku ingin bolos sekolah, rasanya tubuhku mau lepas semua. Karena begitu dahsyat permainan kami tadi malam.

Entah ini menjadi awal dari hubungan kami yang tanpa ikatan. Ataukah hanya hiasan semu yang akhirnya tak akan terulang lagi. Tapi satu yang pasti benih cinta itu telah tertanam di dalam hati ku. Dekapannya itu akan menjadi kisah manisku